Ilustrasi babi di Bali (Foto: Unsplash/Amber Kipp)
Balimemo.com - Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) menyayangkan harga babi justru turun menjelang Hari Raya Galungan. Sepekan terakhir ini, harga babi hidup turun menjadi Rp36.000 per kilogram, dan Rp80.000 untuk daging babi potong.
Harga tersebut berada di bawah harga pokok produksi (HPP) yang mencapai Rp40.000 perkilogram. Tentu hal ini menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi para peternak babi.
"Sekitar sebulan lalu, harga sempat menyentuh Rp42.000. Tidak berselang lama, sebelum pemilu turun lagi," kata Ketua GUPBI Bali, I Ketut Hari Suyasa di Denpasar, pada Senin (26/2) lalu.
Daging babi memang rutin dikonsumsi masyarakat Hindu Bali, terutama menjelang Hari Raya Galungan, sebab sehari sebelum puncaknya pada Selasa (27/2) kemarin merupakan Hari Penampahan Galungan yang identik dengan pemotongan daging.
Ketua GUPBI Bali, I Ketut Hari Suyasa menambahkan, solusi yang dapat dilakukan ialah menggelar tradisi mepatungan atau patungan dalam membeli babi hidup unuk kalangan pemerintah, kemudian dipotong dan dijual kepada aparatur sipil negara (ASN) beragama Hindu yang merayakan Hari Raya Galungan.
"Mepatungan mempertemukan dua kepentingan pedagang dan pembeli. Harga babi Rp40.000 ditambah ongkos potong Rp3.000 ditambah hitung susut 20 persen, maka ketemu harga babi Rp53.000, nah ini seandainya kita jual Rp55.000 kan murah dibanding beli ke pasar Rp80.000," jelas Hari Suyasa.
"Orang Bali pasti merayakan Galungan dan pasti butuh daging, kenapa ini tidak kita satukan," imbuh dia.
Lebih lanjut, Ketua GUPBI Bali, Ketut Hari Suyasa menambahkan, di tengah tingginya permintaan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, hewan babi terjamin kesehatan untuk dikonsumsi.
"Kita tidak menemukan ada wabah zoonosis, itu tidak ada. Artinya sangat aman, babi di Bali aman," tutup dia.
TAGS : Babi Bali Galungan GUPBI Kuningan
