
Prosesi Ngaben di Bali (Foto: Unsplash/Derry Azwar)
Balimemo.com - Ada banyak tradisi keagamaan yang menjadi daya tarik Bali di mata wisatawan. Salah satunya Ngaben. Ngaben merupakan serangkaian proses upacara pembakaran (kremasi) jenazah untuk masyarakat Hindu.
Ada beberapa versi asal-usul nama Ngaben. Versi pertama, Ngaben berasal dari kata `beya` yang artinya bekal. Kedua, Ngaben dari kata `ngabu` yang bermakna menjadi abu. Adapun versi ketiga ialah Ngaben berarti penyucian dengan menggunakan api.
Dari ketiga makna etimologis tersebut, Ngaben dimaknai sebagai upacara untuk mengembalikan roh (atma) ke asalnya, yakni Panca Maha Bhuta kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Untuk diketahui, dalam kepercayaan Hindu Bali, manusia terdiri dari atma dan jasad fisik. Jika seseorang meninggal, yang mati hanyalah tubuh kasarnya saja. Sedangkan atma tidak. Oleh karena itu, untuk menyucikan atma tersebut, perlu dilakukan upacara Ngaben.
Upacara Ngaben dipandang penting bagi keluarga yang ditinggalkan, karena dapat membebaskan atma orang yang meninggal dari ikatan-ikatan duniawi, menuju surga dan menunggu reinkarnasi atau terlahir kembali.
Dilansir dari laman Desa Getakan, Klungkung, Ngaben juga bertujuan mengembalikan unsur-unsur pembentuk badan kasar manusia atau yang disebut Panca Maha Butha ke asalnya.
Rangkaian Ngaben diawali dengan Ngulapin, di mana keluarga melakukan ritual permohonan izin dan restu kepada Dewi Durga. Dilanjutkan dengan Meseh Lawang, yang bertujuan memulihkan cacat atau kerusakan jenazah secara simbolis.
Selanjutnya ialah Mesiram atau Mabersih, yakni memandikan jenazah yang terkadang hanya berupa tulang belulang. Biasanya dilakukan di rumah duka. Tahapan ini dilanjutkan dengan Ngaskara (penyucian jiwa tahap awal), dan Nerpana (persembahan sesajen kepada jiwa yang meninggal).
Puncak dari prosesi Ngaben ialah Ngeseng Sawa, yaitu pembakaran jenazah yang dilakukan di kuburan. Jenazah akan ditempatkan di dalam sebuah replika bambung yang disebut Petulangan. Petulangan bertujuan mengantar roh ke alam roh sesuai hasil perbuatannya di dunia.
Usai jasad dibakar, langkah selanjutnya Nuduk Galih. Keluarga akan mengumpulkan sisa-sisa tulang yang berupa abu, untuk dilarung ke laut (Nganyut), sebagai simbol pengembalian unsur air dan bersatunya sang jiwa dengan alam.
TAGS : Wisata Reliji Ngaben Tradisi Unik Bali