Senin, 09/06/2025 12:05 WIB

Mengenal 7 Pakaian Adat Bali: Jenis dan Filosofinya

Meski terlihat sama, pakaian adat Bali sangat bervariasi lho. Apa saja?

Perempuan mengenakan pakaian adat Bali (Foto: Unsplash/Aditya Nara)

Balimemo.com - Sebagai tujuan wisata paling lengkap, Bali memiliki beragam wisata yang menarik. Segala macam budaya dan kesenian yang unik juga menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Pulau Dewata.

Salah satu daya tariknya ialah pakaian daerah khas Bali yang sehari-hari dikenakan oleh masyarakat Bali. Meski terlihat sama, pakaian adat Bali sangat bervariasi lho. Apa saja?

1. Kebaya

Kebaya Bali adalah pakaian yang biasa dikenakan oleh perempuan Bali. Perempuan Bali lebih suka kalau di kebaya ditambahkan renda. Khusus perempuan tua ditambah pemakaian dengan korset.

Kebaya Bali memiliki filosofi yang menggambarkan keceriaan sekaligus keanggunan. Warna kebaya yang digunakan menyesuaikan dengan upacara yang adat yang dilangsungkan. Oleh karena itu, perempuan Bali juga menyesuaikan riasan tersendiri untuk upacara tertentu.

Upacara adat yang bersifat keceriaan, perempuan Bali cenderung menggunakan kebaya yang berwarna cerah dan juga mempercantik dirinya. Sedangkan untuk upacara yang bersifat duka perempuan Bali menggunakan kebaya berwarna gelap dan tidak mempercantik dirinya bahkan tidak menyanggul rambutnya.

Tidak hanya upacara adat, perempuan Bali juga menggunakan kebaya untuk kegiatan keagamaan seperti pergi pura. Kebaya yang dikenakan juga variatif, karena setiap kegiatan ada yang melakukan banyak gerak dan berkeringat. Sehingga kebaya yang dipilih pun menyesuaikan agar tetap nyaman.

2. Baju Safari

Bila perempuan di Bali menggunakan kebaya, maka masyrakat pria di Bali mengenakan pakaian safari. Pakaian safari ini seperti kemeja pada umumnya, namun ada makna yang dalam dari pakaian safari ini. Warna putih menjadi ciri khas kemeja safari ini, yang melambangkan kesucian dan kesakralan.

Keunikan baju safari ini terletak pada kerahnya. Kerah seperti kerah sport yang berasal dari pengembangan kerah rebah yang berdiri tanpa adanya penegak. Pakaian safari ini biasanya dikenakan saat upacara adat maupun keagamaan.

Baju safari ini dikolaborasikan dengan kain penutup tubuh bagian bawah yang biasanya disebut dengan kamen, dan penutup kepala yang disebut dengan udeng.

3. Kain Kamen

Kain kamen merupakan kain penutup bagian bawah tubuh. Perbedaan kamen dan sarung biasanya ada di coraknya dan memiliki motif persegi. Kamen ini tidak hanya dikanakan oleh pria Bali saja, bahkan perempuan Bali juga mengenakan kain kamen.

Kain kamen ini digunakan menutupi pinggang sampai mata kaki. Kain kamen dililit dari kiri ke kanan yang memiliki filosofi bahwa pria harus memegang dharma atau kebenaran. Setiap bentuk dan cara pemakaian kain kamen ini memiliki makna dan filosofi masing-masing.

Pemakaian kain kamen satu jengkal di atas mata kaki melambangkan bahwa seorang pria harus bisa selangkah lebih jauh, karena pria memiliki tanggung jawab lebih besar dibandingkan perempuan.

Pemakaian kain kamen dengan melebihkan lelencingan di bagian bawah dengan membiarkan ujung kain menyentuh tanah. Makna yang terdapat dalam pemakaian tersebut adalah pria Bali melambangkan kejantanan dan juga kebaktian terhadap ibu pertiwi.

Pemakaian kamen pada perempuan Bali dengan dililit dari kanan ke kiri yang berarti berlawanan dengan pemakaian pria Bali. Pemakaian tersebut memiliki makna atau simbol sakti sebagai kekuatan penyeimbang laki-laki, dan juga dapat diartikan perempuan Bali harus menjaga pria Bali dalam melaksanakan tanggung jawabnya atau dharma.

Pemakaian kamen pada perempuan juga disertai bulang atau stagen yang merupakan simbol rahim. Pemakaian bulang atau stagen dilambangkan sebagai pengomtrol emosi.

4. Udeng Kepala

Udeng merupakan penutup kepala yang dipakai pria Bali dalam acara adat. Udeng memliki keunikan tersendiri karena pembuatan udeng dari sebuah kain yang dililit dan disimpulkan di bagian tengahnya.

Udeng memiliki dua variasi, ada yang polos dan juga bercorak. Penggunaan udeng polos digunakan dalam upacara keagamaan, sedangkan penggunaan udeng yang bercorak digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Udeng melambangkan pengendalian diri, sisi kanan dan sisi kiri yang saling bertemu yang memiliki arti sisi negatif dan sisi positif yang saling bertemu dan akan menjadi netral.

5. Saput

Kain saput merupakan kain yang dikenakan sebagai pelapis kain kamen. Kain saput memiliki motif kotak-kotak berwarna hitam putih. Kain ini dipakai dengan cara diikat melingkari bagian pinggang. Pemakaiannya berlawanan dengang arah jarum jam.

Kain saput umuumnya digunakan untuk acara pernikahan atau keagamaan. Kain saput memiliki jenis, seperti saput poleng rwabhineda dan saput poleng sudhamala. Kain saput ini memiliki ukuran yang beragam dan setiap corak dalam kain saput ini memiliki makna filosofi yang berbeda.

Makna filosofis dari saput rwabhineda yang memiliki warna hitam putih merupakan sifat yang saling bertolak belakang. Makna filosofis dari saput sudhamala yang berwarna putih, abu-abu dan hitam merupakan cerminan dari rwabhineda yang diartikan sebagai penyelaras dan perbedaan dalam rwabhineda.

Saput sudhamala dapat diartikan juga sebagai saput tridatu yang melambangkan ajaran triguna satwam, rajah, dan tamah yang berarti kebijaksanaam, energi dan penghambat.

6. Sabuk Prada dan Selendang

Sabuk Prada dikenakan bersamaan dengan kebaya yang dipadupadankan dengan kain kamen. Sabuk prada ini memiliki motif khas Bali yang cendrung berwarna terang. Selendang khas Bali memiliki motif yang beragam.

Sabuk prada digunakan dengan tujuan menahan kain kamen sehingga tidak melorot dan menjadikan pemakai terlihat anggun dan beseri-seri. Makna dalan sabuk prada juga dinilai sebagai bentuk pengendalian diri dan mencegah perbuatan yang buruk.

Selendang dikenakan dengan pakaian adat lainnya. Pemakaian selendang ini diikat dengan simpul hidup di sebelah kiri dan tidak tertutupi oleh baju. Selendang ini merupakan simbol yang melambangkan tingkah laku dari pemakainnya.

7. Sanggul

Perempuan Bali menata rambutnya ketika mengenakan pakaian adat. Ada tiga jenis gaya rambut yaitu gaya rambut pusung gonjer, pusung tagel dan pusung podgala. Pemakaian sanggul umumnya dihiasi dengan bunga cempaka.

Pusung Gonjer merupakan sanggul yang memiliki simbol bahwa perempuan tersebut masih bebas untuk memilih pria sebagai pasangannya kelak. Sanggul pusung tagel digunakan umtuk wanita yang sudah menikah. Sanggul Pusung Podgala digunakan untuk perempuan yang suci atau sulinggih.

Bunga cempaka yang digunakan sebagai hiasan sanggul itu memiliki simbol tersendiri. Cempaka kuning melambangkan simbol Brahma, Wisnu dilambangkan dengan cempaka warna putih dan sandat melambangkan Siwa.

TAGS : Pakaian Adat Bali Kebaya Fesyen




TERPOPULER :